Sunday, September 8th, 2024

Indonesia Menargetkan Investasi Hidrogen Hijau Sebesar USD 25,2 Miliar pada 2060

Pemerintah Indonesia menargetkan investasi sektor swasta dalam pengembangan hidrogen hijau untuk mencapai USD 25,2 miliar (Rp395,58 triliun) pada tahun 2060. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencegah krisis energi di sektor industri sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon dioksida.

Inisiatif ini dirancang untuk mengurangi risiko krisis energi di sektor industri dan berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) negara, dengan target pengurangan emisi CO2 sebesar 912 juta ton pada tahun 2030.

Direktur Deregulasi Investasi di Kementerian Perindustrian, Dendy Apriandi, seperti yang dikutip oleh Xinhua pada Minggu, 18 Agustus, menyatakan bahwa meskipun biaya produksi hidrogen hijau saat ini masih tinggi, potensi bisnisnya jauh lebih besar dibandingkan dengan hidrogen konvensional.

Salah satu BUMN yang memimpin dalam investasi hidrogen hijau adalah PT Pertamina, yang telah mengalokasikan USD 11 miliar untuk mencapai target pengembangan energi hijau. Upaya Pertamina ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Indonesia yang lebih luas untuk mendorong investasi swasta di sektor baru ini.

Untuk lebih mempercepat pengembangan hidrogen hijau, pemerintah sedang mempersiapkan regulasi terkait insentif dan keringanan pajak yang diperlukan bagi para pengembang. Regulasi ini diperkirakan akan mencakup ketentuan tentang liburan pajak, insentif pajak, dan kerangka kerja perdagangan karbon.

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia bertujuan untuk memproduksi 9,9 juta ton per tahun (Mtpa) hidrogen pada tahun 2060. Produksi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor, termasuk industri (3,9 Mtpa), transportasi (1,1 Mtpa), listrik (4,6 Mtpa), dan jaringan gas rumah tangga (0,28 Mtpa).

Wakil Menteri untuk Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menyoroti posisi geografis strategis Indonesia. Negara ini dekat dengan negara-negara yang memiliki permintaan tinggi akan hidrogen bersih, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, yang secara kolektif mewakili pasar hidrogen sekitar 4 juta ton per tahun.

Indonesia juga memiliki cadangan gas terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik dan kapasitas penyimpanan CO2 potensial terbesar ketiga di wilayah tersebut untuk produksi hidrogen biru. Untuk hidrogen hijau, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan kapasitas tenaga surya lebih dari 200 GW.

Inisiatif strategis ini menegaskan komitmen Indonesia untuk beralih ke sumber energi berkelanjutan sekaligus menempatkan diri sebagai pemain kunci di pasar hidrogen hijau global.